United memulai musim 57-58 dengan ambisi besar utk mearaih gelar juara divisi I dua musim berturut-turut, kini mereka memandang target lebih besar, menjuarai piala Champion. Squad yang sangat berkualitas pada saat itu diyakini bakal menjuarai pentas Eropa, tak hanya jago kandang.
Sayang tragedi pahit menghujam mereka, malapetaka yang terjadi setelah pertandingan melawan Red Star Belgrade diperempat final liga Champion. Sehari setelah pertandigan squad MU pulang dengan menumpang terbang milik British Europan Airways ( BEA ), untuk sampai ke Inggris pesawat perlu mengisi bahan bakar terlebih dahulu, maka dipilihlah bandara Riem di Munchen, Jerman...Pengisian bahan bakar berlangsung mulus.
Pesawat bernama Elizabethan itu sempat gagal take off sebanyak dua kali sebelum mengudara. Sepertinya semua akan berjalan lancar dan baik2 saja. Namun tak lama setelah mengudara tiba2 pesawat terguncang hebat dan salah satu mesin mati! Parapenumpang langsung panik " kita akan mati " teriak Johnny Berry, seorang anggota tim.
Pilot mencoba utk mengendalikan pesawat, namun sia-sia. Pesawat meluncur deras menhujam bumi. " Ya Tuhan kami tidak mampu mengatasinya " seru Kenneth Rayment ( co-pilot ). Pesawat mencium bumi, menghantam jalan dan berhenti setelah menabrak sebuah rumah dan truk berisi ban. Percikan api langsung menyulut bahan bakar yang baru saja terisi itu. Bola api raksasa terbentuk ...sangat mengerikan....
Sebelum pesawat meledak, Harry Gregg - Kiper United tampil sebagai pahlawan. Setelah berhasil keluar dengan menendang jendela Gregg kembali masuk kedalam utk menyelamatkan teman2nya. Sosol pertama yang ditemukan adalah Bert Whalley, salah satu staff pelatih Setan Merah, terbujur kaku dan telah menghembuskan nafasnya.
Tanpa mempedulikan bahaya yang setiap saat dapat merenggut jiwanya, Gregg terun mencoba menemukan korban2 lain, tubuh Bobby Charlton dan Dennis Viollet tergeletak tidak jauh dari mayat Whalley, masih bernafas, dengan sekuat tenaga ditariknya tali pinggang keduanya.
Saat itulah terdengan teriakan dari arah depan.."Lari tolol!! pesawat ini akan segera meledak" ternyata itu adalah suara James Thain sang pilot yang ternyata selamat dari maut. Meski berteriak demikian, pilot tsb masih coba menyelamatkan Rayment yang terjepit diruang kemudi.
" Aku mencoba utk menemukan temanku, Blanchy ( Jackie Blanchflower ) ternyata dia masih hidup, namun kondisinya sangat parah, lengan nya nyaris putus, disebelahnya tergeletak kapten Tim Roger Byrne sudah tak bernyawa. " tutur Gregg. Beberapa saat setelah kejadian itu aku berteriak minta tolong, saat itulah Charlton dan Viollet tiba2 berdiri disampingku.Matt Busby aku temukan terbaring diluar pesawat dengan kaki terluka parah.
Hari itu tanggal 6 Februari 1958 dicatat dalam sejarah sepakbola MU & Inggris sebagai lembaran hitam yang menyebabkan terenggutnya 8 nyawa pemain dan staff setan merah. Tim hebat dengan cita2 besar itupun hancur berantakan.
Belum kering air mata, jajaran petinggi MU harus menghadapai kenyataan bahwa klub harus tetap berlaga. FA hanya memberikan waktu kurang dari dua bulan bagi MU utk membentuk tim baru. Karena Busby cedera parah maka ia digantikan Jimmy Murphy, asistennya. Murpy lolos dari kecelakaan itu karena ia tidak ikut ke Belgrade, ia ditugaskan negaranya utk memimpin timnas Wales lawan Israel.
Hanya dua pemain yang berada dalam kondisi prima. Murphy bergerak cepat sejumlah pemain direkrut, bahkan ia berencana utk memboyong Ferenc Puskas dari Madrid, sayang batasan gaji di Liga Inggris saat itu (17 Pounds)
per minggu, sangat jauh dibawah gaji Puskas yang 800 Pounds per minggu.
Partai perdana setelah tragedi adalah menjamu Sheffield Wednesday di putaran ke 5 piala FA tanggal 19 Feb 1958. Karena belum berhasil mengumpulkan pemain, Murphy tak bisa mengisi formulir susunan pemain kepada panitia, bahkan Stanley Crowther baru bergabung empat jam sebelum partai dimulai...
Krisis tersebut mengundang simpati, stadion Old Trafford yang dipadati 59.848 penonton, hampir semuanya menangis sambil menyebut2 nama2 pemain yang tewas di Muenchen. Suasana haru bgitu terasa........
Kondisi ini membuat semangat para pemain MU terbakar, apalagi Harry Gregg & Bill Foulkes, dua pemain yang selamat dari tragendi itu. Meski Wednesday adalah tim yang tangguh pada saat itu, akhirnya MU berhasil menekuk mereka dengan skor telak 3-0. Setan Merah baru telah lahir
Beberapa pemain tidak yakin atas penerbangan ini, khususnya Liam Whelan yang terdengar mengatakan “This may be death, but I’m ready”. Sesaat sebelum take off, beberapa pemain MU pindah ke bagian belakang pesawat seperti Duncan Edwards, Tommy Taylor, Mark Jones , Eddie Colman dan Frank Swift.
Pukul 14:56 pilot dan kopilot sudah bersiap-siap untuk lepas landas yang ketiga kalinya. Pada pukul 14:59 mereka mendapat izin untuk lepas landas. Pada landasan pacu, pukul 15:02 kopilot sudah mengecek secara final. Lalu dihubungi oleh menara untuk kepastian take off paling lambat diberitahukan pada pukul 15:04. Lalu mereka pun berdiskusi dan keputusan nya mereka tetap lepas landas pada pukul 15:03
Pesawat pun dijalankan, Kapten pesawat mulai menaikkan kecepatan, mulai dari 85knot lalu pesawat pun mencapai kecepatan 117 knot, kapten Thain mengumumkan V1 dimana batas kecepatan yang tidak memungkinkan membatalkan lepas landas. Lalu panggilan kedua keluar, V2, dimana kecepatan minimum pesawat untuk lepas landas ialah 119 knot. Namun ketika Kapten Thein melirik indicator kecepatan, bukannya naik malah menurun menjadi 112 – 105 knot.
Pesawat pun tergelincir pada ujung landasan, tak terkendali, menabrak pagar bandara, lalu menyebrang ke jalan, sayap pesawat dan ekor pesawat robek karena menabrak rumah, sisi kiri kokpit menabrak pohon, dan sisi kanan pesawat menabrak pondok kayu yang didalamnya terdapat truk berisi ban dan bahan bakar yang akhirnya meledak.
Dari 43 penumpang, 23 diantaranya meninggal (21 meninggal seketika), 8 diantaranya merupakan pemain MU yang antara lain Roger Byrne (28), Eddie Colman (21), Mark Jones (24), David Pegg (22), Tommy Taylor (26), Geoff Bent (25), Liam Whelan (22) dan Duncan Edwards (21) lalu sekretaris klub Walter Crickmer, pelatih Tom Curry dan Pelatih Bert Whalley.
Dengan musibah ini, MU tidak bisa meraih treble winner untuk pertama kalinya. Setelah di Semifinal piala eropa kalah dengan AC Milan dan kalah juga di Final piala FA melawan Bolton.
Busby’s Babes
I’ll see you again my red devil friends
I’ll hear you around my door
Touching my life like so many memories before
I was a child and so easily led
You were the leaders of men
Now I doubt in my life if this ever happens again
Oh how I cried when my mama said
Busby’s babes son, they’re dead
Oh how I remember that miserable day
When something was taken from me
Out on a snow covered runway in West
Germany
Mereka memang telah tiada tapi Mereka tidak akan dilupakan
line up MU di belgrade (unitedindonesia.org)
kapten MU bersalaman dengan kapten Red star Belgrade (unitedindonesia.org)
pesawat yang dinaiki oleh skuad MU 1958 (unitedindonesia.org)
suasana di bandara (unitedindonesia.org)
formasi di pertandingan liga seblumnya melawan arsenal (unitedindonesia.org)
berita daily miror (unitedindonesia.org)
About Sharing Ilmu
Sharing Ilmu blog yang dikelola oleh Adam Rabbani Adnan. Blog ini dibuat untuk membagikan Info terbaru , kepada teman - teman... ^_^
0 comments:
Post a Comment