Pages

Translate

Tuesday 14 August 2012

Pengalaman Steve Jobs (1955-2011)





Steve Jobs memang sudah meninggal dunia, tapi spirit dan pengaruhnya terhadap dunia masih sangat kuat. Steve Jobs meninggalkan “warisan” era digital yang baru.

Beberapa waktu yang lalu, kita dikejutkan oleh pernyataan Steve Jobs yang turun dari jabatannya sebagai CEO Apple setelah mengambil cuti sakit beberapa lama. Beberapa bulan kemudian, dunia kembali berduka karena sang maestro sudah tiada.



Beberapa hal penting yang bisa kita petik dari pengalaman hidup Steve Jobs dirangkum olehnya pada pidato yang diberikannya di Stanford University tahun 2005, dimana ia berbicara tentang kehidupan, karir dan penyakitnya dimana dia diagnosa kanker pankreas. Perkataannya malam itu, tepat 6 tahun yang lalu, bergaung keras sampai hari ini kepada tiap orang yang mendengar atau membacanya.

“You’ve got to find what you love” begitu katanya. Anda harus menemukan apa yang Anda cintai!

Tulisan selanjutnya dibawah ini, adalah teks pidato yang disampaikan oleh Steve Jobs, CEO Apple Computer dan Pixar Animation Studios, pada tanggal 12 Juni 2005 didepan ratusan wisudawan Universitas di Amerika.

Saya merasa terhormat berada bersama Anda hari ini, Anda kuliah di salah satu universitas terbaik di dunia. Dan bahkan saya tidak pernah lulus dari College. Sejujurnya, ini adalah pengalaman terdekat saya merasakan suasana wisuda. Hari ini saya ingin menyampaikan tiga cerita pengalaman hidup saya. Itu saja. Saya tidak akan menyampaikan hal-hal lain. Bukan masalah besar. Hanya tiga cerita.

Cerita pertama adalah “about connecting the dots”. Menghubungkan titik (kejadian) demi titik (kejadian). Saya drop out dari Reed College setelah 6 bulan pertama bersekolah disana, tapi kemudian tinggal sekitar 18 bulan sebagai drop-in atau lebih, sebelum saya benar-benar berhenti. Jadi, mengapa saya drop out?

Semua bermula dari sebelum saya lahir. Ibu biologis saya adalah seorang yang sangat muda sangat mengandung saya, seorang mahasiswa pascasarja yang tidak menikah, dan ia memutuskan untuk memberikan saya kepada seseorang untuk diadopsi. Dia mempunyai perasaan yang sangat kuat bahwa saya harus diadopsi oleh keluarga sarjana, jadi dia menyiapkan semuanya untuk saya sebelum saya lahir, bahwa saya akan diadopsi oleh seorang pengacara dan istrinya. Tapi disaat saya muncul, mereka memutuskan di menit terakhir bahwa mereka ingin memiliki bayi perempuan daripada bayi laki-laki. Jadi orangtua saya kemudian, yang ada di daftar tunggu orangtua adopsi, mendapat telpon ditengah malam yang menanyakan: “Kami memiliki bayi laki-laki yang tidak terduga, apakah kalian menginginkannya?” Dan mereka menjawab: “Tentu saja”
Lalu ibu biologis saya menemukan bahwa calon ibu saya waktu itu tidak pernah lulus kuliah dan calon ayah saya tidak pernah lulus dari sekolah tinggi. Jadi dia menolak menandatangani berkas adopsi. Sikapnya baru melunak beberapa bulan kemudian ketika calon orangtua saya berjanji akan menyekolahkan saya hingga ke perguruan tinggi.

Dan 17 tahun kemudian, saya memang pergi ke universitas. Tapi secara naif saya memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford, dan semua tabungan orangtua saya (yang merupakan kelas pekerja) habis hanya untuk biaya kuliah saya. Setelah 6 bulan, saya tidak bisa melihat apa esensi saya berkuliah. Saya tidak mengetahui apa yang saya ingin lakukan dengan kehidupan saya, dan tidak tahu bagaimana kuliah akan membantu saya mencari tahu. Dan disinilah saya sudah menghabiskan seluruh uang orangtua saya. Lalu saya berniat menyelamatkan hidup mereka, dan saya memutuskan untuk drop out, saya percaya waktu itu bahwa semuanya akan baik-baik saja. Keputusan itu cukup menakutkan pada waktu itu, tapi jika sekarang saya melihat lagi ke belakang, itu adalah keputusan terbaik yang pernah saya buat.
Begitu saya keluar, saya bisa berhenti mengambil kelas yang tidak diperlukan, dan saya mulai mengambil kelas yang sekiranya menarik minat saya.
Selanjutnya, bukan pengalaman yang cukup romantis. Saya tidak punya kamar kost, jadi saya tidur di lantai kamar teman saya. Saya mengembalikan botol-botol coke untuk menukarkan dengan 5sen dan membeli makanan dengan uang itu, dan tiap hari minggu saya akan berjalan sekitar 7 mil menyusuri kota untuk mendapatkan makanan enak di Hare Krishna temple. Walau begitu saya sangat menyukainya.
Dan pengalaman saya waktu itu yang mengikuti keingintahuan saya dan percaya pada intuisi saya ternyata sangat berharga di masa depan. Saya akan memberi ada sebuah contoh:

Reed College pada waktu itu mempunyai pelajaran kaligrafi yang mungkin terbaik di negeri ini. Di setiap poster, di setiap label di laci, selalu ada kaligrafi-kaligrafi indah. Karena saya sudah drop out dan tidak harus mengambil kelas normal, saya memutuskan untuk mengambil kelas kaligrafi untuk belajar lebih serius. Saya belajar tentang serif dan tipografi san serif. Saya belajar memvariasikan jumlah spasi antara huruf yang berbeda kombinasi, tentang bagaimana membuat tipografi yang hebat. Semuanya sangat indah, historical, artistik menyatu dalam sains, dan saya menganggap itu sangat menarik.
Tapi pada waktu itu, semua hal itu bahkan tidak berkorelasi pada kehidupan nyata. Namun, sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendesain komputer Macintosh yang pertama, itu semua kembali kepada saya. Dan kami merancang itu semua ke dalam Mac. Ini adalah komputer pertama dengan tipografi yang indah. Jika saya tidak pernah drop out, dan mengambil kelas kaligrafi, maka Mac tidak akan memiliki tipografi ganda atau spasi font yang proporsional. Dan karena Windows menjiplak Mac, maka kemungkinan besar tidak ada personal komputer yang mempunyainya sampai detik ini.
Jika saya tidak drop out, saya tidak akan pernah jatuh dalam kelas kaligrafi, dan komputer pribadi tidak mungkin memiliki tipografi yang indah seperti sekarang.

Tentu saja saya tidak mungkin menghubungkan titik-titik kejadian itu sewaktu saya masih kuliah. Tapi pada 10 tahun sesudahnya, semua sangat jelas terlihat ketika saya melihat mundur 10 tahun.
Sekali lagi, Anda tidak dapat menghubungkan titik-titik kejadian pada hidup Anda sekarang, Anda hanya dapat menghubungkan mereka ke belakang di masa depan.
Tapi, pada saat ini, Anda harus percaya bahwa titik-titik kejadian pada hidup Anda sekarang ini bagaimanapun akan terangkai di masa mendatang.

Anda harus percaya pada sesuatu – intuisi, takdir, hidup, karma, apapun. Pendekatan ini tidak pernah mengecewakan saya, dan saya telah membuat semua perbedaan dalam kehidupan saya.
——–
Cerita kedua saya adalah tentang cinta dan kehilangan.
Saya beruntung, saya menemukan apa yang saya sukai sejak masih muda.
Woz dan saya memulai Apple di garasi orangtua saya pada saat umur saya 20 tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang dari hanya kami berdua di garasi, menjadi sebuah perusahaan dengan 2 milyar dolar dengan lebih 4000 karyawan.
Lalu, kami baru saja merilis ciptaan kami yang terbaik, Macintosh, setahun sebelumnya, saya baru berusia 30 tahun. Dan saya dipecat.
Bagaimana mungkin Anda dipecat dari perusahaan yang Anda mulai? Nah, seiring dengan pertumbuhan Apple, kami mempekerjakan seseorang yang saya pikir sangat berbakat untuk menjalankan perusahaan dengan saya, dan untuk tahun pertama semua berjalan baik. Tapi kemudian visi kami mengenai masa depan mulai meyimpang dan akhirnya kami pecah. Pada saat itu Dewan Direksi berpihak kepadanya. Jadilah saya di usia 30 tahun dipecat.

Apa yang menjadi fokus saya selama ini, harus dimusnahkan dari hidup saya, dan itu sangat menghancurkan saya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan selama beberapa bulan. Saya berpikir bahwa saya telah mengecewakan generasi pengusaha pada saat itu, bahwa saya menjatuhkan tongkat yang diberikan kepada saya. Lalu saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan saya mencoba meminta maaf karena telah mengacaukan begitu buruknya. Saya dinilai sangat gagal oleh publik dan saya bahkan berpikir untuk lari dari semua ini.

Tapi, pada suatu pagi, saya menyadari bahwa saya masih menyukai apa yang saya kerjakan. Apa yang terjadi di Apple tidak sedikitpun mengubah saya. Memang saya telah ditolak, tapi tetap saya sangat mencintai pekerjaan saya. Jadi saya memutuskan untuk memulai kembali.
Pada waktu itu saya tidak bisa melihatnya, tapi ternyata kejadian dipecat dari Apple adalah kejadian terbaik yang pernah terjadi kepada saya. Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh perasaan bahwa saya adalah seorang pemula lagi, yang tidak tahu apa-apa. Hal itu mengantarkan saya untuk memasuki salah satu periode paling kreatif di dalam hidup saya.
Selama lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama NeXT, lalu perusahaan lain bernama Pixar, dan jatuh cinta dengan seorang wanita istimewa yang kemudian menjadi istri saya.
Pixar berkembang dan berhasil membuat film animasi komputer pertama di dunia film, Toy Story, dan sampai sekarang merupakan studio animasi paling sukses di dunia.

Dan akhirnya terjadilah peristiwa luarbiasa, Apple membeli NeXT, dan saya kembali ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi teknologi inti Apple. Dan, Laurene dan saya akhirnya memiliki keluarga indah bersama.

Saya yakin semua ini tidak akan terjadi jika saya tidak dipecat dari Apple. Obat rasanya memang pahit, tapi saya rasa sebagai pasien saya memerlukannya. Kadang-kadang kehidupan memukul Anda di kepala dengan batu bata, jangan kehilangan iman.
Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah bahwa saya mencintai apa yang saya lakukan.
Anda harus menemukan apa yang Anda cintai. Dan itu berlaku untuk pekerjaan Anda maupun seseorang yang akan menjadi kekasih Anda. Pekerjaan Anda akan mengisi sebagian besar waktu Anda, dan satu-satunya cara untuk benar-benar puas adalah melakukan apa yang Anda yakini adalah pekerjaan besar. Dan satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan besar adalah mencintai apa yang Anda lakukan.

Jika Anda belum menemukan hal itu, teruslah mencari. Jangan merasa mapan. Anda akan tahu jika Anda telah menemukannya. Dan seperti hubungan kekasih yang hebat, hal itu akan terasa lebih baik dan lebih baik bertahun-tahun kemudian. Jadi, teruslah mencari sampai Anda menemukannya. Jangan merasa mapan.



Cerita ketiga saya adalah tentang kematian.
Ketika saya berumur 17 tahun, saya membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi:
“If you live each day as if it was your last, someday you’ll most certainly be right.” Jika Anda hidup setiap hari seolah-olah itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari Anda akan hampir pasti benar akan sesuatu itu.
Ini sangat berkesan bagi saya, dan sejak saat itu, selama 33 tahun terakhir, saya selalu melihat di cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri saya sendiri:
“Jika hari ini adalah hari terakhir saya di dunia ini, apakah saya ingin melakukan apa yang saya lakukan hari ini?” Dan bila jawabannya “Tidak” terlalu lama, saya tahu saya harus merubah sesuatu dalam hidup saya.

Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah alat dalam hidup paling penting yang saya temukan untuk membantu saya membuat pilihan besar dalam hidup. Karena hampir segala sesuatu – semua harapan eksternal, kebanggaan, takut malu atau gagal – hal-hal ini tidak berarti dibanding rasa takut menghadapi mati, dan menyisakan apa yang benar-benar penting. Bahwa kita harus meninggalkan apa yang hanya benar-benar penting untuk generasi penerus kita. Dengan mengingat bahwa kita akan mati adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindar dari jebakan pikiran bahwa kita akan kehilangan sesuatu. Kamu sesungguhnya sudah telanjang. Tidak ada alasan untuk tidak mengikuti apa kata hati Anda.

Sekitar satu tahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya ingat waktu itu pukul 7.30 pagi dan hasilnya sangat jelas bahwa saya mengidap kanker pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas. Para dokter mengatakan kepada saya bahwa tipe kanker saya adalah tipe kanker yang tidak dapat disembuhkan, dan bahwa saya bisa berharap hidup saya tidak lebih dari 3 sampai 6 bulan kedepan. Dokter menyarankan saya pulang kerumah dan membereskan urusan saya, ini adalah cara lain dari dokter untuk mengatakan kepada saya bahwa saya harus mempersiapkan kematian saya. Ini berarti untuk mencoba menceritakan segalanya kepada anak Anda bahwa Anda berpikir Anda akan memiliki 10 tahun kedepan dan memberitahu ke mereka bahwa hidup Anda tinggal beberapa bulan lagi. Ini berarti Anda harus memastikan segalanya diatur sehingga akan menjadi sangat mudah bagi keluarga Anda. Ini berarti Anda harus mengatakan Selamat Tinggal.

Saya hidup dengan diagnosa itu sepanjang hari. Malam itu saya menjalani biopsi, dimana mereka memasukan endoskop ke dalam tenggorokan saya, melalui perut saya dan ke dalam usus saya, meletakkan jarum di pankreas saya dan mendapatkan beberapa sel dari tumor saya. Pada waktu itu saya dibius, namun istri saya, yang ada disana, mengatakan kepada saya bahwa ketika dokter melihat sel kankernya dibawah mikroskop, para dokter mulai terharu karena ternyata kanker pankreas saya merupakan jenis langka yang dapat disembuhkan dengan jalan operasi.
Setelah itu saya dioperasi dan saya baik-baik saja sampai sekarang.
Peristiwa itu adalah peristiwa terdekat saya dengan kematian, dan saya berharap saya tidak akan berdekatan dengan itu sampai beberapa dekade lagi.
Setelah saya mengalami pengalaman tersebut, saya sekarang bisa mengatakan ini kepada Anda dengan sedikit lebih pasti daripada ketika kematian itu berguna tapi ini merupakan konsep intelektual murni:

Tidak ada yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin pergi ke surga tidak ingin mati dulu untuk mencapainya. Namun kematian adalah tujuan kita semua. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan memang harus demikian, karena kematian adalah penemuan dari hidup yang terbaik. Itu adalah agen perubahan kehidupan. Itu membersihkan yang lama (tua) untuk membuat jalan bagi yang baru (muda). Sekarang Anda adalah “yang muda/baru”, tapi suatu hari yang tidak terlalu lama lagi dari sekarang, Anda secara bertahap menjadi “yang lama/tua” dan akan “dibersihkan”. Maaf kalau menjadi begitu dramatis, tapi ini adalah benar.

Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan waktu Anda menjalani kehidupan orang lain. Jangan terperangkap dengan dogma – yaitu hidup dengan hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan suara pendapat orang lain menenggelamkan batin suara Anda sendiri. Dan yang paling penting, miliki keberanian untuk mengikuti hati dan intuisi Anda. Entah bagaimana caranya, tapi mereka (hati dan intuisi Anda) sudah tahu Anda ingin menjadi apa. Segala sesuatu diluar itu adalah menjadi hal kedua atau kurang penting.

Ketika saya masih muda, ada sebuah buku luarbiasa yang berjudul “The Whole Earth Catalogue”, yang merupakan semacam kitab pada generasi saya. Buku itu dibuat oleh seorang bernama Stewart Brand, tidak jauh dari Menlo Park, dan dia menulisnya dengan sentuhan puitis. Ini pada tahun 1960-an, sebelum personal computer dan desktop dibuat, jadi buku itu dibuat menggunakan mesin ketik, gunting dan kamera polaroid. Buku itu seperti Google dalam versi kertas, 35 tahun sebelum Google datang: buku itu sangat idealis, dan penuh dengan hal-hal rapi dan gagasan yang bagus.
Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa edisi “The Whole Earth Catalogue”, dan ketika kemudian mendekati penghabisan, mereka membuat edisi terakhir. Saat itu pertengahan tahun 1970-an, dan aku seusia Anda. Di sampul belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan pedesaan di pagi hari, jenis yang Anda akan lalui jika Anda berpetualang. Dibawahnya ada kata-kata: “Stay Hungry. Stay Foolish” Itu adalah pesan perpisahan mereka. Dan aku selalu berharap itu untuk diriku sendiri.
Dan sekarang, karena Anda akan memulai kehidupan baru setelah lulus kuliah, saya harapkan Anda hal yang sama.

“Stay Hungry. Stay Foolish”
Thank you so much

Steve Jobs

0 comments:

Post a Comment